Minggu, 27 Desember 2015

Sejumlah warga rela mengantri bersalaman dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat yang dalam tradiai Caos. (Foto: Panji)
Sejumlah warga rela mengantri bersalaman dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat yang dalam tradiai Caos. (Foto: Panji)

Muludan, Warga Antri Bersalaman dengan Sultan Kasepuhan

CIREBON, FOKUSJabar.com: Dalam memperingati Maulid Nabi, warga maupun pengunjung pasar rakyat muludan mengantri untuk bersalaman dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat. Tradisi bersilaturahmi dengan Sultan Kasepuhan tersebut dinamakan “Caos”.
Menurut pantauan FOKUSJabar, sejumlah warga yang datang juga banyak dari luar wilayah Ciayumajakuning. Mereka rela mengantri berjam-jam hanya untuk bersilaturahmi dan bersalaman dengan Sultan Arief Natadiningrat. Mereka yang mengantri di halaman rumah Sultan Arief, sambil membawa hasil dari sedekah bumi, bahkan tidak sedikit mereka yang membawa amplop berisi uang sodakoh.
Sejumlah warga rela mengantri bersalaman dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat yang dalam tradiai Caos. (Foto: Panji)
Sejumlah warga rela mengantri bersalaman dengan Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat yang dalam tradiai Caos. (Foto: Panji)
“Tiap tahun memang saya selalu kesini. Ngantri salaman dengan Sultan Kasepuhan biar silaturahmi juga terjaga,” kata Siti warga Palembang, Rabu (23/12/2015).
Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat menyampaikan, Caos merupakan tradisi leluhur yang menggambarkan hubungan silaturahmi antara keraton dengan masyarakat.
“Semacam persembahan masyarakat untuk keraton. Silaturahmi biasanya membawa hasil bumi atau amplop uang bagi yang tidak membawa hasil bumi. Tradisi ini hampir ada tiap hari tapi biasanya yang paling ramai saat Muludan ini,” tutur Sultan Arief.
Menurutnya, tradisi Caos ini merupakan pertanda baik bahwa ada hubungan silaturahmi antara keraton dengan masyarakat. Selain itu, Caos ini juga menandakan masih adanya kecintaan masyarakat terhadap Keraton Kasepuhan Cirebon.
“Sebenarnya tidak perlu membawa hasil bumi atau amplop juga tidak masalah. Banyak juga yang begitu. Yang utama bagi kami adalah hubungan silaturahminya,” pungkas PRA Arief.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar