Selasa, 22 Desember 2015

Korban Salah Tangkap (Foto: Dea)
Korban Salah Tangkap (Foto: Dea)

Duh! Warga Tengahtani Kabupaten Cirebon Korban Salah Tangkap Oknum Polisi

CIREBON, FOKUSJabar.com: Nasib malang harus diterima oleh Mohammad Toni Qostolani (48), warga asal Blok Lakarjero Desa Kalibaru Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon yang harus menjadi korban salah tangkap dari pihak Kepolisian Polres Cirebon, Minggu (20/12).
Diakui warga Kabupaten Cirebon tersebut bahwa dirinya diamankan di rumahnya pada Jumat (18/12) lalu. Tepatnya sekitar 10 orang anggota kepolisian Satreskim Polres Cirebon tersebut mendatangi rumah Toni. Toni yang saat itu berada di rumahnya bersama sang adik terkejut saat melihat para anggota polisi yang masuk secara bergelombol.
Naas belum sempat menanyakan maksud dan tujuan kedatangan anggota kepolisian itu Toni pun langsung ditodong, ditendang, hingga dipukul sebelum akhirnya diamankan ke dalam mobil kepolisian untuk dibawa ke Mapolres Cirebon.
“Saya tidak tahu apa-apa mereka langsung masuk terus melakukan hal seperti itu. Saya juga tidak menaruh curiga kalau adik saya itu masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Kan biasanya juga banyak teman atau tetangga nginep di rumah, saya ga masalah. Masa adik sendiri nginep gak boleh. Saya gak tau kalau dia DPO bukan berarti saya menyembunyikan,” ujarnya.
Ditambahkan Toni, saat itu anggota kepolisian yang datang tanpa dilengkapi surat tugas penangkap itu memanggil namanya dengan sebutan Asep. Padahal saat itu Toni sempat mencoba menerangkan kepada para anggota yang hendak mengamankannya. Namun karena banyaknya anggota kepolisian Toni pun tidak bisa melakukan apa-apa.
Tak hanya itu Toni juga mengungkapkan bahwa kejadian kekerasan itu bukan hanya dirasakan saat dirinya hendak diamankan ke mobil kepolisian. Pada saat dirinya berada dalam mobil polisi itu dirinya mengalami tindakan yang kurang mengenakkan.
Kejadian kekerasan yang dialami Toni ini bukan hanya di rumah, anggota tersebut itu malakukan tindak kekerasan sebelum membawanya ke dalam mobil.
“Saya pas masuk mobil mau jalan itu mata dan tangan saya diikat menggunakan selotip hitam terus siku tangan saya juga disetrum entah dengan apa karena memang saat itu saya masih syok. Yang lebih saya kesalnya itu saya diem tiba-tiba kaki saya itu disulut rokok. Kalau badan ia pas masuk juga sudah dipukul,” tambahnya.
Ditambahkan Toni juga bahwa dirinya bisa bebas karena pengakuan ketiga adiknya yang menjadi incaran polisi itu bernama Nurudin alias Asep, Apudin dan Fauzi alias Aziz, ia pun baru mengetahui kalau adik-adiknya itu terlibat kasus perampokan dan pembunuhan.
“Saya bisa bebas karena pengakuan yang sudah ketangkap terdahulu yaitu Sulaeman dan Sobari. Menurut kedua orang itu Asep bukan itu orangnya. Saya dibebaskan jam 8 malam dan tragisnya saya hanya diantarkan sampai Alun-alun Desa Kalitengah, bukannya diantarkan sampai rumah,” ungkapnya.
Karena korban salah tangkapnya itu Toni pun harus mengalami bekas luka ditubuhnya. Dan toni juga melakukan penandatangan berkas-berkas sekitar sembilan berkas sebagai tanda pembebasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar